kata maaf akhirnya menjadi kata mahal ketika ego sudah berbicara. janji akhirnya menjadi sebuah ucapan yang tak teralisasikan, kepentingan diri sendiri akhirnya menjadi acuan, memory menjadi kenangan yang tak lekang oleh waktu. sebuah kata yang susah di ucapkan, tapi besar makna nya. kebiasaan akhirnya membawa ke posisi " aman " yang tak lagi terproses. sudah terbiasa akan menjadi alasan untuk memaklumi. dimanakah hati yang pernah berjanji? dimanakah hati yang pernah memaafkan? ketika kata maaf tak pernah lagi terucap. haruskah kita meminta lagi pada waktu? supaya bisa kembali ke saat itu, atau bisakah kita meminta lagi pada waktu agar kembali mencoba memahami apa yang tak mgkn bisa dipahami lagi.. waktu selalu punya jawaban, walaupun tidak pada saat itu, tapi waktu mempunyai ending yang terbaik.. bisakah waktu kembali memahami kejadian yang sama?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar