dalamnya hati orang siapa yang bakal tau? sebahagianya kayak apa, sesakitnya kayak apa.. orang gak akan ada yang bener bener tahu. mereka cuman akan menebak atau memperkirakan, balik lagi cuman kita sendiri yang akan ngerasain. sepele di mata oranglain, tapi bisa ninggalin bekas yang bahkan bisa gak diperkirakan.. kekuatan kita pada akhirnya bukan dari oranglain, tapi balik ke kekuatan doa. gak ada yang pengen nangis, gak ada yang pengen tersakiti, kalau 2 orang yang saling mencintai aja bisa saling menyakiti dimana namanya tenggang rasa? dimana namanya saling menghargai dan menghormati? luka di tubuh mungkin berangsur akan sembuh, tapi luka di hati siapa yang bisa memperkirakan kapan sembuhnya.. kata maaf menjadi kata " mahal " yang hampir terlupakan.. the last option just time.. mungkin hanya waktu yang bisa menyesuaikan semuanya, mungkin hanya waktu yang akan mengerti dan memberi ruang juga batasan pada diri kita sendiri. waktu akan membantu banyak hal, ya itu sudah terbukti. dia akan mengerti, memberikan banyak ruang, dan memahami apa yang tidak bisa di pahami. dia akan diam, dan menunggu sampai kita kembali berdiri. hidup tidak akan pernah lepas dari masalah, cobaan. terkadang sekuat apapun kita berdiri pada akhirnya kita akan jatuh, karena tidak ada lagi tumpuan untuk kita berpijak. terlalu naif melihat oranglain menjadi contoh atau suri tauladan jika orang tersebut hanya " mulus " di luar. gw sadar, dulu gw terlalu banyak menjadikan orang sebagai contoh hanya krn kebaikan yang terlihat dari luar, pada akhirnya apa yang dirasakan memang hanya akan kembali ke individu masing masing. masihkah harus banyak berharap pada oranglain jika kita sendiri yang bisa menampung semuanya? haruskah memaafkan hal hal yang juga belum kering? jika Tuhan saja maha pemaaf mengapa kita tidak? memaafkan akan terasa lebih mulia, dendam tidak akan pernah menyelesaikan apa apa, kita pernah belajar untuk memahami oranglain, kita pernah diberi pengertian bahwa hidup gak selamanya menyenangkan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar